
Tahun lalu adalah periode pembuktian BNI dalam melakukan ekspansi bisnis digital. Salah satu produk juara BNI adalah API Open Banking.
BNI Open API telah memiliki 443 jenis layanan, menjadi yang terbanyak di antara bank peers. BNI Open API juga mempunyai lebih dari 4ribu mitra.
Demikian dituturkan oleh Direktur IT & Operasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI YB Hariantono, dalam siaran pers, Minggu (30/1/2022).
Selain melalui Open API, BNI memiliki solusi layanan transaksi BNIDirect. Layanan ini terintegrasi untuk nasabah bisnis dan institusi, termasuk UMKM.
“Layanan BNIDirect meliputi manajemen koleksi, manajemen pembayaran, manajemen likuiditas, audit dan reporting. Hingga mencakup layanan Garansi Bank dan ekspor-impor seperti L/C dan trade.” Hariantono menjabarkan.
Digital clients seperti e-commerce dan fintech pun menggunakan BNIDirect karena keunggulannya. BNIDirect sukses merangkul 321 digital clients. Meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat 198 klien.
Sedangkan total transaksi BNIDirect sepanjang 2021 mencapai 494,3 juta transaksi. Dengan pertumbuhan 115,3% yoy dengan nilai transaksi mencapai Rp 4.615 triliun, naik 14,2% yoy.
“Product Champion dari layanan digital BNI berikutnya adalah BNI Mobile Banking. Penggunanya telah menembus 10,81 juta dengan pertumbuhan 38,9% yoy.” Ujar Hariantono, Minggu (30/01).
Nilai transaksi telah mencapai 615 triliun naik 31,9% yoy. Jumlah transaksi dalam satu tahun penuh 434 juta, naik 43,4% yoy
Segmen Hijau Positif
Direktur Manajemen Risiko BNI David Pirzada mengatakan kinerja pembiayaan segmen hijau BNI juga tercatat sangat positif di tahun 2021. Portofolio hijau tercatat sebesar Rp172,4 triliun atau 29,6% dari total portofolio kredit BNI.
Pembiayaan hijau ini utamanya diberikan untuk kebutuhan pengembangan ekonomi sosial masyarakat. Yaitu melalui pembiayaan segmen kecil dengan total portofolio sebesar Rp 117 triliun.
Selebihnya diperuntukkan kebutuhan pembangunan ekosistem lingkungan hijau, energi baru terbarukan, serta pengelolaan polusi dan pengelolaan limbah.
“Kinerja pembiayaan hijau yang positif serta didukung kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, serta praktik Tata Kelola Perusahaan yang unggul, mendorong peningkatan rating ESG BNI dari MSCI menjadi A sejak November 2021.” David Pirzada menjelaskan.
“Rating A saat ini menjadi yang tertinggi di antara perbankan Indonesia. Sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pioneer dalam implementasi keuangan berkelanjutan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir menyampaikan kredit korporasi pada tahun 2021 membukukan pertumbuhan yang positif.
Pertumbuhan tersebut dikontribusikan oleh beberapa sektor ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan positif. Antara lain konstruksi, manufacturing, FMCG, telekomunikasi, dan transportasi.
“Pada tahun ini, kami tetap konsisten untuk ekspansi pada sektor resilience dan sustainable seperti FMCG, Telekomunikasi, dan lainnya.” Ujar Silvano.
Strategi BNI pada segmen kredit korporasi tersebut, Silvano menjabarkan, yaitu melalui ekspansi kredit yang selektif.
Dengan Fokus pada Top Tier korporasi di industri yang resilience dan sustainable. Serta memberikan solusi perbankan yang komprehensif kepada client.
“Memasuki tahun 2022 terdapat 3 tema kunci ekonomi yang telah masuk ke dalam antisipasi pelaku industri perbankan.” Ungkap Silvano.
Pertama, momentum pemulihan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh optimisme terhadap keberlangsungan program vaksinasi dalam rangka penanganan pandemi.
Kedua, laju inflasi yang diperkirakan meningkat pada kisaran 2%-4%.
Implikasi dari kedua hal tersebut adalah proyeksi pertumbuhan kredit yang lebih tinggi serta kualitas aset yang terus membaik.
Selain itu, sebagai dampak Tapering AS, BNI juga memproyeksikan suku bunga acuan BI (BI 7 days RR) akan naik ke level 3,5%-4% di tahun ini.
“Namun, BNI telah menetapkan Langkah strategis untuk mengoptimalkan dana berbiaya murah (CASA) dalam mendukung ekspansi bisnis yang lebih agresif kepada pelaku industri utama di sektor-sektor ekonomi unggulan,” Pungkas Silvano.