Hari Minggu (22/06/22), tidak seperti hari-hari sebelumnya di dalam Ndalem Projo Pangarsan terlihat aktivitas persiapan kegiatan dengan dekorasi perpaduan instalasi payung kertas dan lilitan kain di setiap tiang Saka rumah Joglo yang memiliki nilai sejarah. Benar saja, sebuah rangkaian kegiatan yang bertema wisata, industri kreatif, seni, sejarah dan budaya digelar mulai pukul sembilan pagi dengan tajuk CollwborAction Show #1. Satu persatu pengisi acara hadir dengan persiapan di tempat yang tersedia, diantaranya adalah Tenun Kartu dari artisan Anastasia Craft yang seakan membawa studio kreatifnya ke tempat ini. Mulai dari benang, alat tenun, karya setengah jadi, hingga pernak-pernik aksesories serta tidak lupa lusinan karya yang siap digunakan.
Tidak lama berselang, Kain Kul-Tur Ecoprint juga telah mempersiapkan segala perlengkapan yang tampak lebih banyak dan rumit karena harus membawa bahan mentah mulai dari daun, palu, plastik, kain polos, dan sejumlah properti lain untuk menjadi bagian dari workshop yang dapat disaksikan dan diikuti. Kegiatan CollaborAction Show! yang pertama ini, memiliki rangkaian yang disusun rapi agar setiap peserta dan tamu undangan memiliki alur yang sesuai dengan tujuan kegiatan. Dimulai dengan Sharing Kreasi, yaitu dialog yang mengangkat tema tentang Experiential Tourism yang akan dikembangkan di Kota Surakarta dan Solo Raya. Penjelasan materi diskusi menghadirkan Chris Broto selaku founder TripXindo atau Indonesia Extraordinary Trip sekaligus sebagai inisator kegiatan serta Kusworo Rahadyan sebagai praktisi Experiential Learning yang telah berpengalaman. Obrolan yang santai dibawakan oleh host Wexa Pradana selaku ketua Genpi Soloraya membahas detil tema yang didiskusikan selama kurang lebih satu jam. Untuk melengkapi dan menyampaikan pesan dari sesi pertama, maka workshop kreatif adalah kegiatan lanjutan yang menyajikan potensi ekonomi kreatif Solo Raya yang dengan kekuatan proses dan kolaborasi akan menghasilkan karya yang bernilai. Kain Kul – Tur Ecoprint, Tenun Kartu Anastasia sangat membuat peserta antusias dan tertarik keterlibatannya karena menjadi hal yang baru dan unik. kedua komoditi kreatif Kota Solo ini, sangat berpeluang menjadi destinasi pariwisata berbasis sub sektor industri kreatif karena memiliki nilai tambah, salah satunya adalah ruang produksi atau studio kreatif artisan dapat digunakan sebagai lokasi workshop wisatawan untuk belajar dan berlatih untuk meningkatkan durasi berkunjung dan mendapatkan pengalaman baru, khsususnya dalam konten Experiential Tourism. Sebagai aplikasi akhir dari kedua potensi tersebut, maka penyelenggara menghadirkan salah satu fashion stylist muda kota Solo yang masih berstatus mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk dapat memadukan antara kain ecoprint dengan tenun kartu, sehingga menghasilkan sebuah karya seni tata busana yang berkelas sebagai salah satu bentuk kolaborasi seni kreasi. Pengunjung yang berasal dari berbagai kota seperti Jogjakarta, Jakarta dan Sumatera sangat mengapresiasi kegiatan sampai dengan akhir sesi kedua yang ditutup oleh sajian makan siang dengan menu tradisional kota Solo. “Baru kali ini saya melihat proses pembuatan kain ecoprint dan tenun kartu khas Mamasa di Sulawesi Barat yang disajikan oleh seniman kota Solo. Unik, rapi dan cantik hal yang dapat saya sampaikan untuk karya artisan Solo” ujar Dani, sebagai salah satu peserta yang berasal dari Kabanjahe Sumatera Utara.