Salah satu alasan wisatawan berwisata di desa, adalah karena ingin mendapatkan pengalaman kehidupan sehari-hari dengan suasana pedesaan. Berinteraksi dengan warga, menikmati suasana asri dan tenang, menikmati kuliner khas kampung, dan sebagainya.
Pelesiran ke Pekon (Desa) Pemerihan di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, memungkinkan pelancong merasakan denyut kehidupan masyarakat yang tinggal di dekat kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).
Baca juga:
* Pekon Pemerihan dan Rhino Camp Bikin Kagum Peserta Famtrip TNBBS
Pegiat Wisata Pekon Pemerihan, Janjiyanto, berbagi cerita tentang potensi pedesaan tempatnya berdomisili.
“Saya perhatikan wisatawan dari kota sudah banyak yang bergeser dari mengunjungi lokasi wisata massal, ke destinasi wisata alternatif. Dan sekarang sudah banyak yang mencari wisata pedesaan,” jelasnya kepada genpi.id, Senin, (19/12/2022).
Janjiyanto mengungkapkan pendapatnya saat kedatangan peserta familiarization trip (famtrip) yang diadakan oleh Yayasan Badak Indonesia (YABI) bekerja sama dengan Balai Besar TNBBS di rumahnya.
Mengembangkan ekowisata di desa, menurutnya, harus sepenuhnya mengutamakan peran masyarakat.
“Wisatawan tinggal di rumah penduduk, makan sajian ala pedesaan. Yang disguhkan adalah pengalaman,” terangnya.
“Wisatawan yang datang ke Pekon Pemerihan tentu saja ingin merasakan pengalaman baru dan pengetahuan baru. Kalau tempat yang ramai dan indah, ada banyak di desa-desa lain di Lampung,” katanya.
Untuk itu, ekowisata di Pekon Pemerihan memerlukan berbagai unsur penunjang pariwisata. Seperti fasilitas umum untuk kenyamanan wisatawan, homestay, suvenir, daya tarik atau keunikan produk wisata, kelembagaan pengelola wisata desa.
“Bersama masyarakat dan aparat desa, kami terus berbenah melengkapi semua unsur penunjang tersebut. Kami sudah mencoba membuat jalur wisata di desa mengunjungi beberapa spot menarik di desa kami,” Janjiyanto memaparkan.
“Desa kami memiliki sungai besar dan sungai kecil, kawasan hutan TNBBS, Pos Gajah Patroli, menara pantau, rumah pohon, dan lainnya,” ia menjelaskan.
Kepala Resort Pemerihan TNBBS, Subki, mengatakan, penangkaran gajah di Resort Pemerihan sudah ada dari Desember 2019.
“Gajah di sini ada lima ekor. Lima-limanya dari Way Kambas. Semuanya sudah menjalani pelatihan di Way Kambas dan sudah menjadi gajah latih. SEtelah itu baru dikirim ke TNBBS.”
“Gajah di sini utamanya untuk mitigas konflik manusia dan gajah. Karena desa ini termasuk yang rawan konflik manusia dan gajah.”
Untuk kegiatan wisata di area Resort Pemerihan, Subki menjelaskan, sudah tidak bisa seperti dulu lagi yang sangat mengeksploitasi gajah.
“Kalau sekarang konteksnya mungkin kita bsia mengikuti aktivitas mereka. Menyaksikan pola aktivitas gajah dan mahout,”
“Pengunjung bisa menyaksikan gajah mandi, aktivitas gajah di tempat dia mencari makan. Juga bisa melihat aktivitas di kandang,” katanya.
Subki berharap, ekowisata di Pekon Pemerihan ini bisa segera direalisasikan.
“Masyarakat harus aktif memulai dan mengelola ekowisata Desa Pemerihan. Koordinasi dengan Balai Besar TNBBS dan bekerja sama dengan Dinas Pariwsata dan stakeholder pariwisata lainnya,” Pungkas Subki.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Barat mengatakan, potensi Pekon Pemerihan ini luar biasa.
“Tinggal bagaimana kita bisa bekerja sama dengan TNBBS, mendapat izin dari TNBBS, maka ekowisata di desa ini bisa kita kembangkan,” kata Nyoman.
“Selama ini orang tahunya Pesisir Barat itu hanya laut dan pantai. Jarang yang tahu Desa Pemerihan. Jadi ekowisata di desa ini bisalah menjadi pelengkap pariwisata Pesisir Barat,” terang Nyoman.
Baca juga:
* Dinas Parekraf Lampung Perkuat Kapasitas Pengelola Desa Wisata Labuhan Ratu VII
Diakuinya, untuk promosi wisata itu mudah dilakukan. Yang sulit adalah membagun infrastruktur penunjang. Karena terkait dengan kemampuan keuangan daerah dan perizinan.
“Tak kalah penting, kemampuan SDM-nya. Masyarakat harus bisa merencanakan kegiatan ekowisata yang mandiri dan siap saat mulai kedatangan wisatawan. Jangan lupa selalu jaga keseimbangan ekonomi dan lingkungan,” pesan Nyoman