Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono berkunjung ke Kampung Madong, Kelurahan Kampung Bugis, di Kota Tanjungpinang, Selasa (18/10/2022).
Kedatangan Menteri ke Tanjungpinang ini, khususnya ke Kampung Madong dan Kampung Sei Nyirih, adalah dalam rangka kegiatan gerakan nasional bulan cinta laut. Gernas ini bertemakan “laut sehat, ikan lestari, nelayan sejahtera”.
Turu menyambut dan mendampingi Menteri Sakti Wahyu Trenggono, Wali Kota Tanjungpinang dan jajaran dari Pemprov Kepri.
Baca juga:
* KKP Tetapkan Kawasan Konservasi di Wilayah Timur Pulau Bintan
Wali Kota Rahma menjelaskan, Tanjungpinang memiliki 21 kampung nelayan yang tersebar di pesisir kota.
Masyarakat nelayan mendiami kampung-kampung tersebut dengan kondisi sangat terbatas untuk daya jelajah tangkapan.
“Mereka belum menguasai teknologi dan terhambat modal serta manajemen usaha.” Ujarnya.
“Permasalahan lain dalam peningkatan hasil tangkapan adalah kendala cuaca pada musim tertentu. Membuat para nelayan tidak bisa bekerja maksimal,” katanya.
Wali Kota Rahma pun berkomitmen mengangkat potensi alam yang ada di laut Tanjungpinang yang selama ini belum tersentuh. Salah satunya adalah wisata alam hutan mangrove.
“Dengan adanya kegiatan wisata ini, menurut Rahma, juga akan mengangkat tradisi kehidupan masyarakat di kampung nelayan. Seperti permainan rakyat, olahraga bahari, kesenian, sejarah dan budaya Melayu yang kental dengan budaya maritim.” Rahma menjabarkan.
“Pemko Tanjungpinang bersama Kampus Umrah akan mengembangkan Kampung Madong dan Kampung Sungai Nyirih menjadi kawasan minawisata Kampung Ikan Madong Sungai Nyirih,” ujarnya.
Wali Kota Rahma pun mengaharapkan adanya dukungan dari Menteri Kelautan dan Perikanan dalam mewujudkan cita-cita kami dan khusunya masyarakat perikanan yang ada di Kota Tanjungpinang.
“Kami mohon dukungan dari pak Menteri untuk mewujudkan cita-cita kami,” tambahnya.
Dalam kunjungan ini Menteri Trenggono mengatakan, Kepri memiliki halaman depan berupa laut dan sumber utamanya juga dari laut.
“Maka itu diperlukan kebijakan yang bisa berjangka panjang untuk kepentingan umat manusia.” kata dia.
“Pertama, memperluas kawasan konservasi yang tertutup. Dan ini harus didukung oleh pemerintah daerah,” ucapnya.
“Indonesia kita bagi menjadi enam zona. Kepri adalah zona satu, kawasannya sampai dengan laut Natuna yang berbatasan dengan laut Cina selatan.” Kata Menteri Trenggono.
“Setiap zona itu, kita desain satu kawasan yang tidak boleh diganggu, kawasan yang tidak boleh dilintasi oleh kapal, kawasan yang tidak boleh dilakukan pengambilan ikan dan seterusnya yang kita sebut sebagai konservasi tertutup.” dia menjabarkan.
Menurut Trenggono, ada tiga benefit yang bisa didapat. Yang pertama adalah akan mampu memproduksi oksigen, lalu kedua penyerapan karbon yang lebih tinggi daripada hutan di darat, dan ketiga tempat budi daya ikan.
“Ini juga lebih kepada bagaimana kita memikirkan masa depan generasi berikut. Karena itu, implementasi kebijakan ekonomi biru ini harus bisa disosialisasikan kepada seluruh masyarakat dan pemangku kepentingan.” Tegasnya.
Baca juga:
* Gernas BBI “UKM Kepri Without Border”, Mirroring dengan Event di Singapura
“Menurut saya ini hal penting, karena Kepri ini adalah zona satu. Nanti kita akan bekerja sama dengan Umrah dan pemda setempat,” tuturnya.
Dalam kunjungan kerja ini juga dilaksanakan penandatanganan prasasti peresmian Kampung Ikan Madong dan Kampung Sei Nyirih sebagai Kawasan Ekoeduwisata, penyerahan paket perbekalan nelayan melaut serta benih ikan, serta aksi bersih laut.