
GenPI Soloraya-(17/06/2022)- Hari pertama International Mask Festival 2022 di Pendapa Prangwedanan, Pura Mangkunegaran, Solo berlangsung meriah. Meskipun kondisi sekitar venue mengalami hujan deras, ratusan masyarakat antusias menyaksikan salah satu pagelaran seni topeng tersebut.
Acara pertama dimulai dengan pemukulan alat musik kenong oleh Ibu R.Ay. Irawati Kusumorasri (Founder IMO) dan Ibu Rizki Handayani (Deputi Bidang Produk Wisata dan Kegiatan Kemenparekraf) sebagai tanda pembukaan IMF 2022.
IMF tahun ini mengangkat tema Marvelous Maskyang memiliki makna mendalam dan filosofis.

“Tahun ini IMF hadir dengan pesan khusus Marvelous Mask yaitu tentang topeng yang menakjubkan dan mengagungkan. Topeng yang telah menjadi tahun kehidupan manusia. Ini sebagai ekspresi dunia dimana seni topeng telah mengandung nilai ideologi, edukasi dan ekonomi. Kebanggaan akan budaya nusantara serta meningkatkan nilai ekonomi sebagai produk budaya. Nilai-nilai manfaat itulah yang diimplementasikan dalam panggung IMF agar topeng memiliki nilai daya guna,” kata Irawati Kusumorasri selaku Founder.
Penampilan IMF 2022 yang dibuka oleh kelompok tari Semarak Candra Kirana Art Center Solo membawakan tari topeng yang berjudul “Surpanaka”. Tari Surpanaka menceritakan seorang tokoh bernama Surpanaka yang mencoba menilai seseorang bernama Leksmana Widagdo dengan mengubah dirinya menjadi seorang wanita cantik jelita, namun mendapat dari Leksmana Widagdo. Tak hanya itu, penampilan dari delegasi dalam negeri lainnya juga dimeriahkan oleh kelompok tari yang berasal dari Tegal (Pring Serentet), Medan (Bengkel Seni Universitas Medan), Banjarmasin (Sanggar Kesenian Nuansa), Pacitan (Sanggar Tari Pradnya), serta Solo (Akademi Seni Mangkunegaran).
Para penari dari luar negeri juga turut menyemarakkan gelaran IMF, diantaranya penari dari Sirisook Dance Theater (Thailand) dan The Kaisen MD Collective (Singapura). Salah satu tarian dari delegasi luar negeri yakni dari Sirisook Dance Theater membawakan tarian berjudul The enchanted Saugandhika flower of Narayanashram forest, menceritakan seorang tokoh bernama Drupadi yang terpesona dengan sekuntum bunga yang bernama bunga Saugandhika lalu membawanya pulang.
Penampilan IMF hari pertama ditutup dengan sajian Gendari dari Akademi Seni Mangkunegaran (ASGA) Solo. Setelah semua penari tampil di Pendapa Prangwedanan, IMF tidak luput untuk memberikan apresiasi berupa buket bunga, sertifikat, serta bingkisan yang diserahkan langsung oleh Pak Gembong selaku Kepala Bidang Destinasi Pariwisata dan Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dan R.Ay. Irawati Kusumorastri, M.Sn.
Wexa Pradana sebagai Ketua Soloraya pun menyambut antusias acara Festival Topeng Internasional, diharapkan acara ini mampu membuat Solo menjadi semakin maju dan kaya akan budaya. Sedangkan Daniel Humas dan Media GenPI Soloraya menambahkan, acara ini perlu selalu diadakan agar Solo menjadi kota tujuan utama untuk menjadi destinasi unggulan dalam berwisata.
Ketua GenPI Nasional Mbak Jhe, menambahkan kreativitas untuk menggabungkan semua elemen sangat dibutuhkan dalam mendukung acara di tingkat Internasional, sehingga Solo akan terus bergeliat sangat cepat dalam pemulihan sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.