Indonesia akan memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata yang berlokasi di Sanur, Bali. KEK Sanur ini tengah dibangun di lahan seluas 41,26 hektare dengan nilai investasi USD664 juta.
Dilansir infopublik.com, proyek ini adalah kerja sama antara PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) yang dikenal dengan Injourney, melalui anak perusahaannya PT Hotel Indonesia Natour (HIN), dengan Indonesia Healthcare Corporation (IHC).
KEK pertama di Indonesia yang megintegrasikan sektor kesehatan dan pariwisata ini dibangun di lahan milik PT HIN.
Baca juga:
* Singapore Airlines Kembali Terbang ke Bali
KEK Sanur sejalan dengan fokus Presidensi G20 Indonesia. Yaitu layanan kesehatan inklusif, transformasi ekonomi berbasis digital, dan transisi menuju energi berkelanjutan.
KEK Kesehatan dan Pariwisata ini berlokasi di Bali agar pasien memiliki kesempatan mendapatkan pelayanan kesehatan kelas dunia sekaligus memanfaatkan keindahan Bali sebagai pilihan berwisata.
Pulau Bali memiliki potensi besar untuk menjadi pusat wisata medis di Asia Tenggara.
Pemerintah berharap, KEK Sanur akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. KEK Sanur juga didorong untuk menjadi lokasi investasi baru, sekaligus menyerap tenaga kerja.
Setelah beroperasi penuh, KEK Sanur diharapkan dapat menyerap sekitar 43 ribu tenaga kerja. Dan pada 2045 sudah mampu menambah total perolehan devisa hingga USD1,28 miliar.
Pengembangan KEK Sanur diproyeksikan mampu menyerap sekitar 4 persen hingga 8 persen masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri. Dengan demikian, diharapkan pada 2030, jumlah pasien yang berobat di KEK Sanur mencapai 123.000 hingga 240.000 orang.
Data menunjukkan bahwa penduduk Indonesia merupakan penyumbang utama wisata medis di kawasan. Lebih dari 2 juta warga Indonesia bepergian ke luar negeri di tahun 2019. mereka mengeluarkan biaya senilai USD6 miliar untuk mendapatkan layanan kesehatan di luar negeri.
Dorong Perekonomian Nasional
Menteri BUMN, Erick Thohir, meyakini pengembangan KEK Kesehatan dan Pariwisata Sanur akan mendorong perekonomian baik nasional maupun lokal.
“Potensinya cukup besar sehingga bisa menjadi prioritas untuk menghidupkan kembali kegiatan pariwisata di Bali,” ujar Erick.
Intervensi ini, Erick Tohir lebih lanjut menerangkan, harus dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak perlu lagi berobat ke luar negeri. Karena Indonesia telah mampu memberikan pelayanan kesehatan yang prima dan berkelas dunia.
Selain itu, proyeksi peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Bali diperkirakan mencapai 24,6 persen pada periode 2020-2024, dan pertumbuhan wisata medis di Asia Tenggara diprediksi mencapai sekitar 18 persen pada periode yang sama.
KEK Sanur menawarkan alur perjalanan pasien end-to-end bagi pengunjungnya dengan berbagai fasilitas. Selain fasilitas taman, hotel, dan pusat niaga, ada enam kawasan di KEK Sanur yang dikhususkan untuk pelayanan kesehatan. Dua di antaranya telah disewakan dan nantinya akan dibangun sebagai rumah sakit berkelas internasional yang dioperasikan oleh Mayo Clinic.
Sementara itu, empat area lain tersedia bagi investor yang memiliki spesialisasi sesuai dengan master plan yang telah ditentukan. Seperti bedah plastik dan kosmetik, geriatrik, pusat penelitian sel punca, serta pusat pengobatan oriental dan kesuburan.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Indonesia Healthcare Corporation (IHC), Mira Dyah Wahyuni, mengatakan KEK Sanur akan memberikan pelayanan kesehatan maksimal.
“KEK Sanur memberikan pelayanan keseharab terintegrasi berkualitas tinggi serta bertaraf internasional. Dengan perawatan medis terkini untuk mendorong masyarakat mempercayakan pengobatannya di Indonesia tanpa harus ke luar negeri.
Sebagai holding rumah sakit milik negara, IHC saat ini menaungi 75 rumah sakit dan 143 klinik di seluruh Indonesia. IHC berkomitmen melayani masyarakat untuk mewujudkan ketahanan kesehatan nasional melalui berbagai rumah sakit milik negara, klinik, dan yang terafiliasi dengan jaringan IHC.
Proses groundbreaking pembangunan KEK Sanur dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, pada 27 Desember 2021 lalu. KEK Sanur hadir dengan rencana bisnis untuk fasilitas kesehatan, akomodasi hotel dan MICE, pusat komersial, dan taman botani ethnomedicinal.
Sebagai upaya untuk mengintegrasikan pelayanan kesehatan dengan pariwisata, proses revitalisasi infrastruktur pariwisata yang ada di KEK Sanur juga akan dilakukan. Termasuk meningkatkan peringkat kelas hotel dari bintang 4 menjadi 5 bintang.
“Proses revitalisasi itu akan semakin meningkatkan nilai tambah KEK Sanur yang mengusung konsep integrated end-to-end service. Sehingga dapat semakin menarik minat masyarakat yang mencari layanan medis berkelas dunia saat berwisata ke Bali,” jelas Direktur Utama Injourney, Dony Oskaria.
Revitalisasi tersebut akan mencakup Hotel Grand Inna Bali Beach Tower, Grand Inna Bali Beach Garden, dan pembangunan Convention Center dengan kapasitas 5.000 orang.
Kawasan KEK untuk wisata kesehatan akan menjadi salah satu program prioritas Kementerian BUMN yang ditampilkan dalam SOE International Conference: Driving Sustainable & Inclusive Growth yang akan diselenggarakan besok, Senin-Selasa 17-18 Oktober 2022 di Denpasar, Bali.
Baca juga:
* Jalin Sinergi, Mitra Telkomsel Bisa Akses Pembiayaan Bank Mandiri
Acara tersebut merupakan bagian dari Trade, Investment & Industry Working Group (TIIWG) Road to G20. Akan dihadiri oleh para pemimpin dan pemangku kepentingan BUMN, delegasi negara-negara anggota G20, investor, organisasi internasional, mitra bisnis, akademisi, think tank, dan media.
Selain sesi konferensi, SOE International Conference juga akan menghadirkan pameran yang menampilkan kinerja, inisiatif dan program BUMN dengan fokus pada keberhasilan transformasi dan tiga prioritas Presidensi G20 Indonesia.