GenPI – PT Kalbe Farma Tbk (“Kalbe”) memperkenalkan Negeri Jahe Merah yang dirancang oleh Business Unit Bintang Toedjoe Inovasi Natural (“BINA”) . BINA merupakan divisi B2B dari Bintang Toedjoe yang fokus pada bahan baku natural, untuk mendukung keberlangsungan dan ketersediaan jahe merah terbaik.
“Kalbe selalu mempertimbangkan keberlanjutan dalam menjalankan operasional perusahaan, terutama dampak positif terhadap lingkungan, masyarakat, dan semua pemangku kepentingan yang terkait. Hal ini demi mencapai tujuan inisiatif keberlanjutan Kalbe, yaitu Bersama Sehatkan Bangsa,” ujar Kepala Komunikasi Eksternal PT Kalbe Farma Tbk, Hari Nugroho, di salah satu ladang jahe merah di Boyolali Jawa Tengah. Hari mengatakan bahwa ekosistem jahe merah yang dibangun oleh anak usaha Bintang Toedjoe merupakan salah satu upaya perusahaan mendukung kemandirian bahan baku obat di Indonesia. Khususnya, yang berbasis herbal.
“Ekosistem jahe merah ini memiliki tujuh pilar proses, yakni pembibitan jahe merah, penanaman jahe merah, pasca panen, ekstraksi atau distilasi, farmakologi, komersialisasi, dan pemberdayaan masyarakat,” kata Head of BU BINA (Business Unit Bintang Toedjoe Inovasi Natural), Sari Pramadiyanti. Sari menjelaskan, dalam proses pembibitan jahe merah, BINA bekerjasama dengan Badan Riset Inovasi Nasional, PT Inagro dan Universitas Surabaya untuk menghasilkan benih jahe merah yang terstandarisasi. BINA terus mengembangan penelitian kultur jaringan jahe merah untuk menghasilkan benih yang konsisten secara genetis. Pada proses penanaman jahe merah, BINA bekerja sama dengan komunitas petani jahe merah, termasuk salah satunya di Boyolali.
BINA melakukan pendataan, edukasi, monitoring dan melakukan kontrol usia panen untuk mendapatkan rimpang jahe merah yang sesuai standar dan terdata (traceable dan recorded). Jahe merah yang siap dipanen, akan dikirimkan ke sentra panen termasuk bekerja sama dengan pemerintah daerah. Jahe merah ini kemudian disortir, dicuci, dipotong, dikeringkan dan dikemas sehingga siap untuk dikonsumsi atau diolah lebih lanjut. Proses ektraksi jahe merah bekerjasama dengan mitra ekstraktor atau destilator yang berpengalaman dan terkualifikasi untuk menghasilkan ekstrak dan essential oil jahe merah yang terstandar.
Ekstrak atau essential oil jahe merah yang dihasilkan harus dikontrol sehingga menghasilkan zat aktif gingerol dan zingiberene sesuai spesifikasi, yang nantinya akan diolah oleh perusahaan menjadi produk Redgine. Riset dan kajian Farmakologi, menjadikan bahan baku jahe merah Redgine memiliki landasan ilmiah yang kuat dari sisi uji efikasi, uji safety, uji toksisitas, dan uji sebagai immunomodulator. Dalam melakukan uji ini, BINA bekerja sama dengan BRIN, ITB, Ubaya, dan KyungHee University Korea. Kemudian, bahan baku jahe merah Redgine yang dihasilkan dipasarkan ke industri farmasi, jamu, makanan, kosmetik, suplemen, dan nutraceutical. Jenis sediaan yang berupa simplisia powder, extract powder, extract liquid dan oil, disesuaikan dengan kebutuhan industri.
Program ini didukung oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Surakarta. Perwakilan petani mitra Bintang Toedjoe pun mengungkapkan pengalaman yang dialaminya, sebelum dan setelah bermitra dengan Bintang Toedjoe. “Kami dari BPSB mendukung kelompok tani yang ingin mengembangkan jahe merah. Dari BPSB ikut mendampingi, dari proses penanaman, hingga jadi benihnya. Jangan sampai nanti benih yang dihasilkan kelompok tani itu tidak sesuai yang diharapkan petani lainnya,” tutur Pengawas Benih Tanaman (PBT) BPSB Surakarta, Mardi Satata. “Sebelumnya saya tanam jahe merah 3000 meter, setelah bergabung menjadi mitra Bintang Toedjoe, saya bisa tanam lebih banyak, dengan harga yang lebih pasti, dan kualitas jahe yang lebih bagus. Biasanya, 1 kg benih jahe merah dapat panen 3 kg jahe merah. Tapi setelah bergabung sebagai mitra Bintang Toedjoe, benih 1 kg bisa panen 5-8 kilogram,” ucap Eko Susilo selaku salah satu petani mitra Bintang Toedjoe. Saat ini, varian Redgine terdiri dari berbagai produk.
Di antaranya, jahe merah ekstrak bubuk premium, jahe merah ekstrak bubuk terstandar, jahe merah bubuk, jahe merah bubuk instant dengan gula aren, jahe merah segar, jahe merah simplisia, minyak jahe merah, jahe merah ekstrak cair terstandar. Selain itu, juga digunakan untuk produk Bintang Toedjoe, yaitu BEJO Jahe Merah, Bejo Sujamer, Komix Herbal, Komix Herbal Jahe, Komix Herbal Jeruk Nipis, Komix Herbal Kids, hingga Komix Herbal Pepermint. “Siapa pun bisa menjadi petani mitra Bintang Toedjoe. Syaratnya, calon mitra harus mengisi formulir data diri melalui ekosistem jahe merah online, atau dengan mengunjungi website www.negerijahemerah.co.id,“ timpal Sari. Sekilas tentang Kalbe PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) berdiri sejak tahun 1966 dan merupakan salah satu perusahaan farmasi terbuka terbesar di Asia Tenggara. Kalbe memiliki empat divisi utama yang menangani portofolio merek yang handal dan beragam; divisi obat resep, divisi produk kesehatan yang menangani obat bebas, multivitamin dan minuman supplemen siap saji, divisi nutrisi; dan divisi distribusi & logistik. Kalbe juga telah mengembangkan ekosistem layanan digital bagi masyarakat yang bersifat B2B yakni EMOS dan layanan B2C yakni KlikDokter.
EMOS adalah sistem aplikasi order management yang memudahkan saluran distribusi melakukan manajemen stok atau supply chain, sedangkan KlikDokter adalah platform digital untuk layanan kesehatan khususnya telemedicine yang menyediakan konsultasi kesehatan dan produk-produk kesehatan yang dibutuhkan masyarakat. Kalbe kini memiliki lebih dari 40 anak perusahaan dan 15 fasilitas produksi berstandar internasional, dan mempekerjakan sekitar 16.000 karyawan, yang tersebar di 76 cabang di seluruh Indonesia. Sejak tahun 1991, saham Kalbe tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Humas GenPI Nasional Wexa Pradana menyambut baik adanya acara ini karena diharapkan mampu berkolaborasi bersama agar bisa mendukung wellness tourism yang ada di Indonesia ini. Maju bersama petani jahe merah merupakan langkah baik untuk menggerakkan petani agregator dalam jahe merah, pungkasnya.