![KKP Siapkan Program Rehabilitasi Mangrove, Komitmen Seimbangkan Ekonomi dan Ekologi KKP Siapkan Program Rehabilitasi Mangrove, Komitmen Seimbangkan Ekonomi dan Ekologi](https://berita.genpi.id/wp-content/uploads/2022/01/program-rehabilitasi-mangrove-kkp-768x575.jpg)
![program rehabilitasi mangrove kkp](https://berita.genpi.id/wp-content/uploads/2022/01/program-rehabilitasi-mangrove-kkp.jpg)
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mempersiapkan kegiatan rehabilitasi pesisir di sejumlah wilayah Indonesia.
Demikian sebagai bentuk dukungan terhadap rehabilitasi kawasan sekaligus pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir.
Baca juga:
* KWT Desa Tegaldowo Ubah Lahan Tidur Menjadi Bernilai Ekonomis
Dilansir dari kkp.go.id (16/01/2022), KKP juga akan melaksanakan kegiatan restorasi. Juga beberapa kegiatan lainnya yang bertujuan untuk keberlanjutan ekosistem.
Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Pamuji Lestari mengatakan, selama tahun 2021 telah dilakukan penanaman mangrove dengan total area tanam seluas 1.371,6 hektare.
Penanaman tersebut tersebar di 36 kabupaten/kota dengan upah padat karya sebesar Rp 6.530.441,00.
Program rehabilitasi kawasan, di tahun 2022 ini, bukan hanya dalam bentuk penanaman mangrove saja. Juga akan dilakukan restorasi dan pengembangan ekosistem pesisir.
Kemudian memfasilitasi pelatihan serta memberi bantuan sarana dan prasarana pengolahan produk turunan mangrove.
Kegiatan-kegaiatn tersebut diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap mengedepankan keberlanjutan ekosistem.
Pamuji Lestari pun menyatakan komitmen KKP dalam menjaga keberlanjutan ekosistem pesisir seperti mangrove.
“Sehingga rehabilitasi mangrove di wilayah pesisir Indonesia menjadi salah satu upaya mitigasi bencana dan adaptasi perubahan iklim.” Ujar Pamuji.
“Dari sisi ekonomi, mangrove juga dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata berbasis edukasi bagi masyarakat,” Imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Muhammad Yusuf menjelaskan bahwa ekosistem mangrove berperan penting bagi wilayah pesisir, sebagai penyimpan karbon terbesar.
Namun ia juga mengeluhkan adanya kerusakan mangrove yang cukup tinggi. Dikatakannya, 42 persen CO2 adalah berasal dari kerusakan mangrove.
“Fokus KKP terhadap ekosistem mangrove adalah melakukan restorasi pada kawasan yang memiliki kerusakan tinggi dan menjadikan mangrove sebagai tempat edukasi.” Kata Yusuf.
“Selain itu, mangrove dapat diberdayakan oleh masyarakat untuk diolah sehingga dapat meningkatkan ekonomi di wilayah pesisir,” kata Yusuf.
Sebagian besar wilayah laut dan pesisir berada dalam kondisi terdegradasi. Karena adanya aktivitas pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan. Dan sebagian merupakan konversi lahan menjadi peruntukan yang baru.
Menurunnya kondisi ekosistem mangrove juag terjadi karena berbagai aktivitas di wilayah darat maupun aktivitas di laut.
Baca juga:
* Kemenparekraf Perkuat Pemasaran Sarhunta Masyarakat di Borobudur
Program penanaman mangrove dilakukan seiring dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono.
Menteri Sakti Wahyu Trenggono memberi penekanan pentingnya ruang laut sebagai tempat penghidupan, sumber bahan pangan, aktualisasi budaya, dan penopang perekonomian bangsa.