Kopi Barendo dan Eduecotourism di Desa Banyuanyar

Date:

Share post:

Tim TripXindo menyusuri perkebunan Kopi di Desa Banyuanyar

Pesona wisata desa menawarkan suasana orisinalitas dengan nuansa asri, hijau, sejuk, serta keramahan warga sebagai ciri khas yang semakin sulit didapatkan pada kawasan perkotaan. Salah satunya adalah desa Banyuanyar kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali, kawasan pedesaan dengan potensi unggulan Kopi Excelsa dan Robusta khas lereng gunung Merbabu.

Oleh karena itu, sebagai bentuk menggairahkan optimisme desa wisata yang berada di kawasan Solo Raya maka TripXindo atau Indonesia Extraordinary Trip sebagai salah satu stakeholder pariwisata berkolaborasi dengan Generasi Pesona Indonesia akan mengadakan kegiatan wisata edukasi berbasis alam di desa wisata Kampus Kopi Banyuanyar.

- Advertisement -

Aktivitas wisata luar ruang menjadi cara untuk mengekplorasi desa yaitu dengan tematik Eduecotourism karena tamu akan diajak untuk menikmati pedesaan dengan berkemah,trekking, cycling, coffee trails, serta pengalaman experiential tourism lainnya yang sangat berkesan.
rencana kegiatan ini, diawali dengan survey lokasi oleh TripXindo sekaligus pengajuan perijinan kepada pemerintah desa.

Komarudin selaku kepala desa menyampaikan, bahwa kegiatan semacam ini menjadi salah satu paket desa wisata kami dengan kelengkapan aktivitas setiap pedukuhan yang sarat nilai-nilai edukasi, salah satunya adalah kopi Barendo atau “lebare londo” dalam bahas Indonesia setelah masa penjajahan Belanda dengan rata-rata usia pohon kopi diatas 90 tahun.

Event Eduecotourism ini rencananya akan diselenggerakan pada bulan Juli pada masa liburan sekolah berlangsung dengan target peserta adalah kalangan pelajar, mahasiswa dan umum bertujuan agar dapat memaknai wisata desa dengan segala nilai edukasinya yang jarang ditemui oleh warga kota yang padat dengan aktivitas, ujar Chris Broto selaku founder TripXindo.

Wexa Pradana, sebagai ketua Genpi Solo Raya menyampaikan bahwa Genpi sebagai komunitas menjadi salah satu unsur penting penggerak pariwisata perlu aksi nyata kolaborasi hingga ke wilayah pedesaan dengan ragam rupa potensinya. Kegiatan ini juga menjadi salah satu rangkaian pre event Rakornas Genpi yang akan diselenggarakan di Kota Solo bulan November mendatang (Chrisbroto).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Related articles

Kemenekraf Dukung Femmevolution Festival 2025: Panggung Kreatif Perempuan di Dunia Musik dan Fesyen

Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menyatakan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Femmevolution Festival 2025, sebuah ajang kolaboratif yang memadukan musik...

Festival Gunung Slamet 2025 Sukses Terselenggara, Harmoni Tradisi dan Alam jadi Simbol Pariwisata Berkelanjutan

Festival Gunung Slamet (FGS) 2025 sukses digelar dengan semarak di kawasan Wisata Lembah Asri, Serang, Kabupaten Purbalingga, Jawa...

Prambanan Jazz 2025 Kembali Digelar, Simak Artis dan Kejutan yang Ditawarkan!

Menginjak usia ke-11, Prambanan Jazz Festival kembali hadir membawa semangat baru. Digelar pada 4 hingga 6 Juli 2025...

Sinergi GenPI Manado dan Masyarakat Demi Kelestarian Pesisir dengan Aksi Bersih-Bersih Pantai Tumumpa Dua

Semangat kolaborasi antar-elemen masyarakat kembali terlihat dalam aksi bersih-bersih Pantai Tumumpa Dua, Kamis pagi (3/7/2025). Kegiatan ini digagas...