Menparekraf Sandi Uno Ajak Komunitas Promosikan Gastronomi Kota Malang

Date:

Share post:

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno memperkuat peran komunitas sebagai salah satu garda terdepan guna mempromosikan lebih luas gastronomi Kota Malang dan Jawa Timur secara keseluruhan.

Menparekraf Sandiaga dalam acara NeTas (Nemuin Komunitas) yang berlangsung di Ada Apa Dengan Kopi (AADK), Kota Malang, Sabtu (27/7/2024) mengatakan selain daya tarik wisata Malang yang berasal dari kekayaan alam dan budaya. Malang mampu memikat wisatawan dengan kuliner otentik seperti bakso Malang, puthu lanang, dan wedang angsle.

Tercatat sebanyak 63 persen wisatawan yang berkunjung ke Malang didasarkan pada pertimbangan daya tarik kuliner khas yang menggoyang lidah, disusul wisata belanja.

- Advertisement -

“Untuk itu, peran komunitas sangat diperlukan untuk menyepakati kuliner utama dari Malang. Setelah itu kita bangun kekuatan rantai pasok dan memperluas promosinya,” kata Menparekraf Sandiaga.

Menparekraf Sandiaga menginginkan Kota Malang dapat mengikuti jejak Ubud, Bali, yang ditetapkan UN Tourism sebagai prototipe destinasi pariwisata gastronomi dunia. Ubud terpilih berkat kesiapan dan kolaborasi yang baik dari para stakeholder. Dalam hal ini peran komunitas memegang andil.

UN Tourism menetapkan Ubud yang mengutamakan filosofi, budaya, atau sejarah bahkan storytelling dari sebuah hidangan yang disajikan.

“Mudah-mudahan Malang bisa menyusul Ubud sebagai pilot project dari gastronomi yang dikembangkan sebagai daya tarik dan destinasi wisata unggulan,” kata Sandiaga.

- Advertisement -

Kepala Biro Komunikasi, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, melihat banyak sekali kuliner otentik lokal yang ada di Indonesia salah satunya di Malang. Kuliner yang diciptakan penuh dengan cerita. Hal ini menjadi modal awal pelaku parekraf untuk mengangkat gastronomi di Kota Malang.

“Gastronomi itu tidak hanya mengenai kuliner saja, baik makanan atau minuman. Tapi bagaimana proses dari bahan-bahan itu sampai ke meja makan atay dikonsumsi oleh tamu atau wisatawan,” kata Dewi.

Hal tersebut yang mendasari hadirnya kegiatan NeTas dengan tema gastronomi. Selain untuk menyosialisasikan program-program strategis dan kebijakan Kemenparekraf/Baparekraf, juga membuka kesempatan untuk dapat berdialog antara pemangku kebijakan dengan masyarakat dan komunitas.

NeTas di Kota Malang kali ini diikuti oleh 100 peserta perwakilan dari komunitas di Malang dan menghadirkan dua narsumber yakni Ketua Program Studi Perhotelan Diploma Kepariwisataan Universitas Merdeka Malang, Rulli Krisnanda, dan Pemimpin Redaksi Trigger.id, Isa Anshori.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Related articles

Kemenekraf Dukung Femmevolution Festival 2025: Panggung Kreatif Perempuan di Dunia Musik dan Fesyen

Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) menyatakan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan Femmevolution Festival 2025, sebuah ajang kolaboratif yang memadukan musik...

Festival Gunung Slamet 2025 Sukses Terselenggara, Harmoni Tradisi dan Alam jadi Simbol Pariwisata Berkelanjutan

Festival Gunung Slamet (FGS) 2025 sukses digelar dengan semarak di kawasan Wisata Lembah Asri, Serang, Kabupaten Purbalingga, Jawa...

Prambanan Jazz 2025 Kembali Digelar, Simak Artis dan Kejutan yang Ditawarkan!

Menginjak usia ke-11, Prambanan Jazz Festival kembali hadir membawa semangat baru. Digelar pada 4 hingga 6 Juli 2025...

Sinergi GenPI Manado dan Masyarakat Demi Kelestarian Pesisir dengan Aksi Bersih-Bersih Pantai Tumumpa Dua

Semangat kolaborasi antar-elemen masyarakat kembali terlihat dalam aksi bersih-bersih Pantai Tumumpa Dua, Kamis pagi (3/7/2025). Kegiatan ini digagas...