
Provinsi Lampung tidak ada hentinya menggelorakan pariwisata. Tidak hanya mengajak wisatawan sekadar menikmati keindahan, namun juga mengajak wisatawan menikmati daya tarik yang lebih menantang. Tahun ini, Lampung mengundang wisatawan untuk datang dalam kegiatan World Surf League (WSL) Krui Pro 2023 QS500 yang digelar berskala internasional pada tanggal 12 hingga 18 Juni 2023.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyambut baik penyelenggaraan kejuaran selancar tingkat dunia ini. Kompetisi yang biasanya diikuti peselancar top dunia ini diharapkan bisa meningkatkan value Kabupaten Pesisir Barat dan Provinsi Lampung.
Baca juga:
* Desa Pemerihan di Lampung, Tawarkan Pengalaman Wisata Unik
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Provinsi Lampung Bobby Irawan mengatakan, penyelenggaraan rutin sport-tourism Krui Pro ini juga merupakan sebuah upaya mempromosikan pariwisata Lampung, dan mengukuhkan Lampung sebagai the Treasure of Sumatra.
“Penyelenggaraan sport tourism bertaraf internasional ini tentu saja akan memberikan dampak ekonomi langsung pada masyarakat. Jadi, selain mendongkrak kunjungan wisatawan juga turut mengangkat kesejahteraan masyarakat.” Kata Bobby, Rabu (24/5) di Bandar Lampung.
“Selain itu tentu saja memberikan media-value yang tinggi. Selain diangkat oleh media berita Indonesia, juga akan diberitakan oleh media-media luar negeri.” ungkapnya.
Menurutnya, kawan-kawan pegiat media sosial di Lampung juga rutin mengunggah setiap kegiatan Krui Pro. Bahkan para influencer asal Lampung, menurut Bobby, juga rutin datang dalam setiap penyelenggaraan Krui Pro.
Sinergi ini, kata Bobby, harus terus dijaga untuk memajukan pariwisata Lampung dan khususnya pariwisata Pesisir Barat.
Baca juga:
* Kadisparekraf Lampung Dorong Kolaborasi Pengembangan Kampung Tapis Lugusari di Pringsewu
Bobby menambahkan, Guberur Lampung Arinal Djunaidi juga pernah berpesan agar semua potensi ini dikelola dengan baik.
“Pak Arinal pernah berpesan, semua potensi tersebut harus dikelola secara profesional. Kelola destinasinya, kelola lingkungan alam, dan kelola sosialnya. Semua harus kondusif bagi wisatawan.”