Pecinta Alam Setapak kembali mengadakan Reforest Camp di Dusun Wonorejo, Desa Bangun Rejo, Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Reforest camp ini bertepatan dengan pergantian tahun 2022-2023. Diikuti oleh berbagai komunitas dari berbagai daerah di Lampung. Serta perwakilan Kelompok Tani Hutan (KTH) se-Pesawaran.
Turut hadir dalam acara ini Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Seputih – Way Sekampung (BPDAS WSS), Idi Bantara; Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Pesawaran, Iskandar; Kepala KPH Pesisir Barat, Dadang Trianahadi; dan mahasiswa KKN ITERA di Desa Bangun Rejo.
Baca juga:
* Dishut Lampung Gelar Kemah Bareng di Bukit Kendeng Pesawaran
Ketua Setapak Adventure, Adi, mengatakan, acara di Dusun Wonorejo ini adalah reforest camp kelima.
“Ini adalah reforest camp kelima yang kami adakan setiap empat bulan sekali,” kata Adi di Dusun Wonorejo, Sabtu (30/12/2022).
“Jumlah pesertanya lebih dari seratus orang. Berasal dari Bandar Lampung, Metro, Tanggamus, Lampung Timur, dan bahkan ada yang dari Jakarta. Pohon yang akan ditanam berjumlah dua ribu bibit pohon berbagai jenis,” Adi menjelaskan
Lokasi penanaman 2.000 pohon ini, Adi menerangkan, ada di wilayah KTH Sido Makumur. KTH ini telah lolos vertek HKm pada tanggal 16 Oktober 2022 lalu. Dengan luas mencapai 251 Ha dan mencakup 135 KK.
“Acara ini bertema Selamatkan Gunung Tanggang. Kami bersama KTH dan komunitas ingin menyelamatkan hutan yang masih ada. Caranya dengan membuat batas tanaman antara lahan yang sudah digarap dengan hutan yang masih tersisa,” kata Adi.
“Selain menjadi pengingat bagi masyarakat dan sekaligus edukasi kepada anak muda yang tergabung dalam berbagai komunitas untuk menjaga dan melesatrikan hutan,” pungkasnya.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah mengatakan, Dusun Wonorejo Desa Bangun Rejo ini memiliki wisata andalan Bukit Terbill dengan daya tarik pemandangan alam yang indah.
“Agar jualan wisata ini laku, jangan rusak keindahan itu. Buat leih bagus lagi, buat airnya lebih deras lagi, buat udaranya lebih segar lagi. Semua itu bisa diperoleh dengan melakukan penanaman sebanyak-banyaknya,” Kata Yanyan dalam sambutannya.
“Untuk mendukung wisata perlu ada hal lain. Bangkitkan juga ekonomi kreatifnya. Bisa oleh-oleh berupa makanan atau kerajinan. Dan jangan lupa bangkitkan kesenian desa,”
“Contoh desa-desa wisata lain yang sudah mengoordinasi oleh-oleh dan juga keseniannya. Mereka juga menganggarkan dana desa untuk membuat prasaranan. Mereka selalu koordinasi dengan KPH, bertanya boleh atau tidak, bentuknya bagaimana agar hutan tidak rusak,”
Yanyan menjabarkan, jangan sampai warga membangun bangunan permanen yang mengahalangi pemandangan indah. Harus ada perencanaan agar menyatu dengan alam di sekitarnya dan tetap memberi kenyamanan kepada pengunjung.
Kadis Yanyan Ruchyansyah menambahkan, perhutanan sosial ini merupakan solusi dari kebutuhan masyaraka akan lahan dengan upaya pemerintah untuk mengembalikan fungsi hutan. Masyarakat menjadi subjek yang mengelola kawasan hutan.
“Kalau kita menyerahkan pengelolaannya ke masyarakat mudah-mudahan akan lebih baik. Kesejahteraan mereka meningkat, kondisi hutan akan menjadi lebih baik. Ini juga menjadi bentuk keseriusan pemerintah memberi kesempatan untuk masyarakat untuk mendapatkan akses legal,”
“Saya berpesan, kegiatan ini jangan sekadar kegiatan seremonial penanaman saja. Tanaman kayu-kayuan yang ditanam bisa menjadi tanda di wilayah sabuk. Dan tanaman Multipurpose Tree Species yang ditanam bisa tumbuh baik dan bisa dipanen getahnya, daunnya, atau buahnya.” Kata Yanyan.
Kepala BPDAS WSS, Idi Bantara menambahkan, “Sekarang tinggal semangat kawan-kawan Bangun Rejo bagaimana. Kalau semangatnya hanya menanam lalu tidak memelihara, itu tidak akan menghasilkan.”
“Seperti kata pak kadis, semengatnya adalah memanen. Kawan-kawan bisa memanen jenis yang diminati pasar. Seperti pete, jengkol, alpukat, cengkeh, kapulaga.”
Baca juga:
* Tanaman Pala RHL di Bangun Rejo Pesawaran Mulai Berbuah
Prinsip menanam itu, Idi Bantara menerangkan, tanam, pelihara, berdoa, rejeki akan mengikuti. Dan kita wajib mengusahakan semaksimal mungkin agar rejeki datang.
“Untuk pemasaran, saya yakin kawan-kawan petani sudah punya ponsel. Mau menjual tinggal foto, lalu sebar di grup WA, Instagram, Facebook. Itu bisa menjadi warung kita. Bangun jdagan yang kuat dan cari kawan sebanyak-banyaknya,” Kata Idi Bantara.
“Teknologi ada, kebun ada, KTH ada, dengan pemerintah dekat. Sudah klop semua. Kawan-kawan tinggal menunggu sukses besar,” Katanya.